Jumat, 28 Agustus 2009

Akhirnya

Akhirnya mesin sanyo itu pun kembali memiliki fungsinya.
Menyedot air dari pipa besar dan mengalirinya ke bak air. Raungan mesin yang setiap saat kabelnya disambungkan ke arus listrik, selalu hanya mengeluarkan angin. Kini kembali mengeluarkan air.

Dibarengi hujan sedari tadi siang, saya mencoba gambling dengan kembali ”mencolok” kabel mesin pompa air. Dan hasilnya..air mengalir lancar.

Ini patut disyukuri karena beberapa minggu ini air menjadi permasalahan yang cukup dirasakan setelah listerik.

Walau harus dengan bantuan mesin pompa air, setidaknya bisa membantu untuk kebutuhan sehari-hari. Mudah-mudahan esok, mesin sedot itu kembali mengeluarkan air, walau dengan konsekwensi tagihan listerik meningkat dibandingan tanpa mesin.
Daripada tidak ada air..!!

Nasionalisme dan bijaksana?

Setiap kali ada pemberitaan yang berkaitan dengan berita TKI kita dianiaya di Malaysia, kita hanya bisa berdecak rasa kasihan. Saat Manohara yang katanya dianiaya suaminya di Malaysia, pemberitaan seputar rasa nasionalis kita pun banyak santer diberitakan. Berbagai elemen masyarakat berdemo di Kebubes Malaysia ’mencemooh’ pemerintahan Malaysia.

Saat ini rasa nasionalisme kita pun kembali terusik dengan pemasangan iklan Tari Pendet Bali yang dimasukkan dalam salah satu ragam budaya Malaysia. Serta merta kita kembali protes atas tingkah laku yang tidak bersahabat ini. Suasanapun kembali memanas setelah dalam forum di internet muncul lagu Indonesia Raya yang dilecehkan.

Indonesia Raya yang merupakan lagu kebangsaan kita adalah suatu simbol negara. Dan kini seseorang melecehkannya.

Kembali, harus ada tindakan tegas oleh pemerintah kita. Dan tentunya segenap dukungan masyarakat sangat diperlukan. Dalam menyikapi permasalahan yang selalu bersinggungan antara dua negara ini , seyogyanya kita harus mengambil tindakan tegas dan bijaksana agar negara Malaysia tidak ”berulah” seenaknya lagi.

Apa sebenarnya yang menjadi latar permasalahan sehingga selalu saja kita ”dilecehkan”?

Inilah yang harus dikaji.
Nasionalis dan bijaksana....

Selasa, 21 April 2009

Susahnya membagi waktu.

Ugh..ternyata susahnya mengatur waktu yang Cuma 24 jam sehari tu. Memang perlu management waktu yang tepat. Dan itu bukan gampang. Apalagi tidak setiap saat aku hadapi kondisi begini. Disaat berbagai kegiatan bertabrakan. Buat kepala pusing dan butuh mengatur strategi khusus mengatasinya. Mulai disamperi tugas-tugas kuliah yang deadline nya bersamaan dengan terbitnya tabloid perdana Kanvas Fokusmaker, tugas kantor yang selalu “mengusik” konsentrasi di kelas sampe homesick dan kangen si kecil. Semuanya harus dimanagemeni dengan benar, walau pada akhirnya aku sedikit stres dan harus mengorbankan salah satunya.

Memang dalam kondisi begini buat hati kelabakan. Jujur ini kondisi yang buat ruwet banget. Disatu sisi komitmen harus kujaga, di satu sisi kepercayaan orang lain juga harus kupelihara..sementara semuanya harus kujalankan tanpa bantuan teman-teman yang juga memiliki kesibukan.

Bagi mereka yang biasa bekerja dikejar deadline dan memiliki pekerjaan yang lain diwaktu yang bersamaan, memang ini suatu hal yang biasa dilakukan dan menjadi rutinitas. Malah bagi yang sudah terbiasa akan kondisi begini, terasa pusing saat sepinya pekerjaan.
Ini semua dibutuhkan kesabaran dan pengaturan waktu yang tepat.

Ugh..semoga aku bisa menjalaninya..

Rabu, 04 Maret 2009

Natuna : The Best Undiscovered Beaches

Ups.. ternyata Pantai di Kabupaten Natuna merupakan salah satu pantai yang eksotis yang ‘wajib’ dikunjungi para pecandu wisata bahari dan penggemar olahraga bahari. Bukanlah hal yang mengherankan kalau Majalah Island memasukkan Natuna dalam Daftar 30 Pantai Terbaik yang belum tersentuh di seluruh dunia.

Selain memiliki pemandangan yang bagus, Pantai natuna memang memiliki pasir yang putih.
Laut natuna juga memiliki biota laut yang mempesona. Bahkan kabarnya beberapa spesies hanya terdapat di lautan Natuna. Kawasan terumbu karangnya menjadi perhatian para pelestari bahari.

Kekayaan yang dianugerahi oleh maha pencipta ini, seyogyanya kita syukuri dengan menjaga kelestarian alam.

Namun pertanyaannya, sejauhmana kita telah mensyukuri nikmat ini...

Selasa, 03 Maret 2009

Berbuat : Kegemasan akan Talk Only

“Jangan tanya apa yang telah negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negara.”

Setidaknya itulah versi Indonesia yang diucapkan Jhon F. Kennedy pada waktu itu. Kalimat yang mendunia itu, saya dengar pada puluhan tahun lalu saat saya masih kecil. Bahkan orang tua saya menulis besar-besar di dinding sekolah agar anak didiknya memahami makna yang terkandung didalam kalimat tadi.

Sampai sekarang saya pun belum bisa memahami makna besar kalimat Presiden terkenal negeri paman Sam tersebut.

Kalau saya boleh menterjemahkan secara gamblang adalah BERBUAT.

Satu KATA yang mewakili Satu KALIMAT namun memiliki makna yang penting. Setidaknya bagi saya. Semua kita pasti pernah Berbuat .

Berbuat bagi negara ini,
Berbuat bagi daerah kita,
Berbuat bagi lingkungan sekitar,
Berbuat bagi keluarga,
Berbuat bagi sahabat,
Bahkan yang terkecil sekalipun, berbuat bagi diri sendiri.

Intinya : BERBUAT

Apakah itu berbuat secara besar atau pun hanya perbuatan yang kecil, Tak Masalah. Yang penting memiliki manfaat.

Berbuatlah detik ini, menit ini, jam ini, hari ini, bulan ini, atau tahun ini juga.
Karena melakukan perbuatan kecil yang bermanfaat lebih baik daripada ide besar yang cuma hanya dalam benak pikiran kita saja.

Apalagi Talk Only.

Jumat, 20 Februari 2009

Teamwork : kegemasan akan kesolidan tim

Demikian bahasa keren dari Negeri Paman Sam untuk mengartikan Kerja tim. Dengan bahasa sederhana Kerja tim merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bersama-sama yang melibatkan beberapa orang dalam suatu tim untuk melaksanakan kegiatan.

Kerja tim juga sebenarnya sudah dilakukan sejak nenek moyang kita dulu. Namun bahasa yang digunakan tentu tidak sekeren sekarang yaitu Gotong royong. Budaya gotong royong saat ini sudah mulai terkikis. Di beberada daerah budaya ini memang masih mengakar di setiap aktivitas daerahnya. Pentingnya budaya gotong royong ini tentunya sangat berguna sekali.

Disamping suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat, melalui gotong royong juga menimbulkan rasa kebersamaan selain wadah silaturahmi antar masyarakatnya.

Diperkotaan saat ini budaya gotong royong jarang sekali kita temui. Makna gotong royong sudah mengalami pergeseran. Sesuatu pekerjaan saat ini selalu dimaknai dengan suatu imbalan yang harus diperoleh bagi yang melakukannya. Pola yang sudah terbentuk di benak kita saat ini bahwa segala sesuatu pekerjaan itu dimaknai dengan imbalan, membuat suatu pekerjaan tidak berjalan dengan baik bila memang pekerjaan tersebut memang bersifat sosial.
Kerja tim yang diharapkan pun akan mengalami hambatan bila segelintir orang dalam tim sudah terbenak akan imbalan.

Sekarang, mampukah kita bekerja dalam sebuah tim? Yang akan bekerja dalam koridor kesepakatan tim yang harus dijalankan. Bukan hanya semata-mata keputusan kita sendiri yang akan kita laksanakan. Disinilah dituntut suatu pembelajaran sehingga kebijakan tim merupakan kebijakan yang dijalankan, bukan semaunya kebijakan kita.

Benarkan?

Rabu, 28 Januari 2009

Pekerjaan rumah

Kemaren hp ku ke-mampir-an sms.

Begini bunyinya:

Berbagai kemajuan telah dicapai, tetapi juga diakui masih banyak pekerjaan rumah.
Berjiwa besar untuk mengakui kenyataan, tetapi terus berusaha & menghindari kebohongan, adalah kunci sukses.

SMS tersebut dari PASERA.

Saya tidak kenal PASERA namun sms serupa yang penuh ‘kebenaran’ itu selalu mampir ke handphone saya.

Bagi saya ini sebuah nikmat tersendiri. Mendapat pesan sekaligus nasehat yang membangun sekaligus membangunkan kita akan kondisi negara kita yang semakin tua dari pengaruh “negatif globalisasi”.

Yah..setidaknya informasi atau tepatnya WARNING ini memotivasi saya untuk menyelesaikan PEKERJAAN RUMAH.